PENGERTIAN PENGEMASAN – Didefinisikan oleh Philip Kotler sebagai “kegiatan merancang dan membuat tempat penyimpan atau pembungkus suatu produk”. Tempat penyimpan yang dapat berupa kotak, kaleng, atau botol, beserta pembungkusnya itu disebut kemasan.
Kemasan sebuah produk bisa terdiri atas beberapa bagian. Pertama, kemasan primer, yaitu pembungkus produk langsung seperti botol parfum, kaleng minuman, dan sebagainya. Kedua, kemasan sekunder, yaitu pembungkus kemasan primer yang pada umumnya berupa kotak karton atau kaleng. Ketiga, kemasan distribusi, yaitu kemasan untuk produk dalam jumlah besar agar mempermudah pengiriman atau distribusi. Keempat, label, yaitu merek yang tertera pada kemasan atau langsung pada produk. Label pada umumnya berfungsi utama sebagai identifikasi produk.
Advertisement
Secara tradisional pengemasan bertujuan melindungi produk dari kemungkinan rusak, serta mempermudah distribusi. Dalam dua puluh tahun terakhir ini, fungsi pengemasan sudah berkembang jauh, bahkan telah menjadi salah satu unsur paling penting dalam strategi pengembangan produk di samping mutu. Peranan utama lain yang disandang kemasan dalam abad ke-20 ini telah bertambah dengan peranan sebagai sarana promosi dan sarana menjual.
Tahap-tahap perencanaan pengemasan terdiri atas: (1) merumuskan konsep pengemasan, yaitu menetapkan fungsi utama kemasan yang akan dirancang. Apakah kemasan tersebut hanya dimaksudkan sebagai pelindung produk, atau untuk meningkatkan citra produk, atau untuk memberi kemudahan kepada pemakainya. Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan adalah ketahanan/proteksi, kemudahan bagi pemakai, kemudahan bagi penjual, daya tariknya bagi pembeli, biaya, dan lingkungan; (2) merancang desain kemasan. Rancangan desain mencakup unsur-unsur bentuk, ukuran, bahan, warna, merek, dan teks dan label; (3) menyeleksi desain. Karena biasanya perancang tidak hanya menyiapkan satu alternatif desain, perlu diadakan seleksi desain yang dinilai paling efektif. Seleksi ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian teknis, pengujian pandangan, pengujian oleh calon penjual, pengujian oleh calon pembeli; (4) mengevaluasi kembali secara berkala untuk melihat apakah kemasan itu masih efektif, mengingat cepatnya perubahan selera’konsumen dan perkembangan teknologi. Evaluasi berkala sebaiknya diadakan 3 sampai 5 tahun sekali, sesuai dengan perkembangan pasar. contoh:
NAMA:Ivan Yulianto
KELAS:12pd1
NO:18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar